Selasa, 25 Agustus 2015

Mengapa Qur’an Memuat Dongeng Yahudi?


Dalam Qur’an sura An Naml 27:17- 24 kita membaca:
17. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia danburung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).
18. Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";

19. maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai..."
20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.
21. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang."

22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang  memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
24. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk

Dalam Alkitab, Sulaiman (Salomo) adalah putra Daud yang menjadi raja Israel setelah ayahnya wafat. Dia adalah raja yang sangat berhikmat dan pada masa pemerintahannya ia berhasil membangun Bait Suci yang megah, serta istana dan taman-taman raja yang sangat indah. Alkitab juga mencatat bagaimana seorang ratu dari kerajaan Ethiopia, yaitu ratu Syeba datang untuk melihat kemegahan istana dan kerajaan Sulaiman (I Raja-raja 10)
Tetapi di seluruh Alkitab, tak ada satu pun ayat yang menyatakan bahwa ia memiliki tentara yang terdiri dari para jin dan burung, atau bahwa Sulaiman memiliki kemampuan untuk dapat mengerti bahasa hewan.
Kisah yang dicatat dalam Quran sura An Naml 27:17-24 diatas, sesungguhnya berasal II Targum Esther (Targum Sheni), yang merupakan kumpulan dongeng atau mitologi Yahudi.
Ada kontroversi diantara para sarjana mengenai tanggal penulisan Targum Sheni.
  • S. Gelbhaus mengatakan ia ditulis pada periode Amoraik, yaitu di abad ke-4 M.
  • P Cassel mengatakan diabad ke-6 M.
  • L Munk bahkan menyebutkan lebih jauh lagi, yaitu di abad ke-11 M, atau 5 abad setelah kematian Muhammad.
  • The Encyclopaedia Judaica mengatakan di akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 M.
Kebanyakan dari kontroversi ini berpusat pada apakah kemiripannya dengan kisah Quran mendukung pendapat bahwa kisah ini ditulis sebelum atau setelah Quran, yang dengan demikian menyimpulkan bahwa baik Targum maupun Quran memberi dukungan kepada satu sama lain.
  • Bentuk linguistic teks Aramaik (Galilea), dimana dalam Targum ini terkandung banyak kata-kata bahasa Yunani, dianggap sebagai argumen yang paling kuat bahwa cerita mitos ini ditulis sebelum penulisan Quran, dan bahwa Quran-lah yang sesungguhnya memplagiat kisah ini, bukan sebaliknya. (WIKIPEDIA)
Quran senantiasa diklaim oleh umat Muslim sebagai kitab suci yang maha sempurna, paling sakral, terpelihara (Kitabbim Maknuun), Nyata (Kitabbim Mubiin), berotoritas dan kekal; karena ditulis langsung oleh tangan ALLAH dan disimpan disisiNya di Lauhul Mahfuz (Ummu al Kitab/Induk Kitab)…sebelum diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Muhammad, dalam kurun waktu 23 tahun pelayanan nabi Muhammad.

Karena itu kami bertanya:
Jika Qur’an itu maha sempurna, terpelihara dan kekal; mengapa dongeng-dongeng orang Yahudi tentang Sulaiman yang memiliki tentara jin dan burung-burung, dan yang dapat mengerti bahasa hewan (burung dan semut), dapat masuk dan tercatat di dalam 'kitab suci' umat Muslim ini?
Jika umat Muslim mempercayai kisah Sulaiman ini sebagai wahyu ALLAH, tentunya tidak sulit juga bagi mereka mempercayai kisah Sangkuriang yang menendang sebuah perahu sehingga terjadilah gunung Tangkuban Perahu, bukan?


sumber : buktidansaksi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar