Senin, 06 April 2015
Tragedi PASKAH 2015 – Militan Islam Al Shabaab Bunuh Sedikitnya 167 Mahasiswa Kristen
Garissa – Kenya. Menteri Dalam
Negeri Kenya Joseph Nkaissery
mengatakan pengepungan di Garissa
University College di Kota Garissa di
bagian timur negeri itu telah
berakhir, sementara 147 orang
tewas.
Nkaissery menyatakan kampus itu
disandera oleh empat pria
bersenjata yang tewas selama
operasi tersebut.
Pria bersenjata yang bertopeng
mulai melakukan serangan pada dini
hari. Mereka meledakkan beberapa
granat untuk membuka pintu
gerbang universitas, yang berada di
Kota Garissa, sebelum menyerang
mahasiswa yang sedang tidur.
Garissa terletak di dekat perbatasan
dengan Somalia, negara yang hancur
karena perang.
Pihak berwenang menyatakan 587
mahasiswa diungsikan dari
universitas itu, demikian laporan
Xinhua di Jakarta, Jumat pagi.
Kementerian Dalam Negeri telah
meminta bantuan dari Dinas
Kepemudaan Nasional untuk
membawa orang yang diselamatkan
ke Nairobi.
Tragedi itu adalah serangan paling
mematikan yang dialami Kenya
setelah pemboman kedutaan besar
Amerika Serikat pada 1998.
Mereka tidak membuat kartun yang
menghina Muhammad. Mereka
hanyalah pelajar di salah satu
negara Afrika. Jadi, siapa peduli?
"Kami menyisiri lokasi," kata
Nkaiserry kepada para wartawan.
Ia mengatakan empat pria
bersenjata sudah ditaklukkan setelah
pasukan keamanan Kenya melakukan
serangan ke gedung terakhir, tempat
para penyerang berlindung selama
lebih dari 12 jam.
"Sangat disayangkan, kita
kehilangan... sejumlah nyawa, kami
belum memastikannya secara penuh
... ," tambahnya.
"Para pelaku teror itu, 90 persen
ancaman mereka sudah disingkirkan
... kami sudah mendapatkan
kepastian bahwa empat penyerang
sudah ditewaskan," tambahnya.
Ia mengatakan pasukan pemerintah
melakukan penyisiran di kampus
sementara jumlah keseluruhan pria
bersenjata tidak diketahui. Namun,
ia menyatakan operasi utama sudah
berakhir.
"Kami sedang membersihkan daerah
tersebut dan akan memberikan
keterangan terkini beserta jumlah
korban meninggal," ujarnya.
Pemerintah memberlakukan larangan
orang keluar rumah, dari fajar
hingga petang, di beberapa
kabupaten di bagian utara dan
timur Kenya.
Kelompok Ash-Shabaab, yang
memiliki hubungan dengan Al-Qaida,
menyatakan bertanggung-jawab atas
serangan fajar tersebut.
Ash-Shabaab adalah kelompok yang
sama yang melancarkan
pembunuhan massal di pusat
perbelanjaan Westgate di Nairobi
pada September 2013. Dalam
insiden tersebut, empat pria
bersenjata membantai hingga tewas
sedikitnya 67 orang dalam
pertumpahan darah yang
berlangsung empat hari.
Kenya menghadapi rangkaian
serangan granat dan senjata, yang
kerap diduga dilakukan para
simpatisan kelompok Ash-Shabaab
dan kadangkala ditujukan terhadap
polisi, sejak tentara masuk ke
Somalia Selatan pada 2011 untuk
menyerang markas gerilyawan fanatik
di sana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar